Top
Jumat, 30 Mei 2025 | Edukasi

Ayah Bunda sahabat Educa, Ada 3 cerita anak menarik dan sederhana dalam artikel ini. Tema dari cerita atau dongengnya bertema bangun pagi; ditulis khusus untuk anak PAUD usia Kelompok Bermain / KB / Playgroup / PG usia 2-4 tahun. Bangun pagi adalah salah satu karakter dari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang sedang digalakkan oleh Kemendikdasmen. Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diharapkan menjadi fondasi dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global. Dengan nilai-nilai karakter yang kuat, generasi ini diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berdaya saing di tahun 2045.  - Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti (2025) Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bertujuan membentuk karakter kuat pada generasi muda agar siap menghadapi tantangan global. Dengan bekal nilai tersebut, generasi ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju kemajuan, kesejahteraan, dan daya saing di tahun 2045. "Own your morning. Elevate your life." - Robin Sharma (2018) Robin Sharma juga menjelaskan bahwa orang-orang sukses memiliki kebiasaan menguasai pagi hari. Dengan bangun lebih awal dan memulai hari dengan kesadaran, mereka mampu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Orang-orang yang terbiasa bangun pagi tidak akan disibukkan oleh waktu, karena ia akan menguasai waktu karena lebih bisa mengatur waktu dengan lebih baik. 3 cerita berikut ini bisa menjadi referensi bagi Ayah Bunda dalam menanamkan kebiasaan Anak Indonesia Hebat kepada si Kecil. 1. Jumbo, Anak Gajah yang Rajin Pagi hari, matahari bersinar terang di langit yang cerah. Gajah kecil bernama Jumbo membuka mata dan tersenyum. “Wah, harinya cerah sekali!” kata Jumbo sambil duduk di ranjang.Ia merapikan selimutnya dengan senang hati.Lalu Jumbo segera mandi dengan air yang segar.“Sejuknya udara pagi!” kata Jumbo sambil tertawa kecil. Setelah itu, ia berdoa dan memakai baju.Mama memanggil, “Jumbo, sarapan sudah siap!”Jumbo berlari kecil ke dapur dan makan bersama Mama.“Bangun pagi memang menyenangkan!” kata Jumbo sambil menghabiskan rotinya.Mama berkata, “Jumbo, kamu anak gajah yang hebat! Dengan bangun pagi, kamu bisa melakukan banyak hal! Kamu pasti tidak akan terlambat sekolah. Hati jadi tenang dan ceria mengikuti pelajaran di sekolah!” Kata Dora dengan penuh semangat. Kegiatan menarik setelah mendongeng: Si Kecil mewarnai gambar Jumbo yang ceria saat bangun pagi Si Kecil menirukan gerakan rutinitas pagi seperti dalam cerita Jumbo Si Kecil bermain peran menggunakan boneka untuk memerankan cerita Jumbo dan Mama. 2. Dora, Kelinci Kecil yang Rajin Kelinci kecil bernama Dora bangun saat matahari baru terbit.“Selamat pagi, tubuhku yang kuat!” kata Dora sambil meregangkan badan.Ia membuka jendela dan menghirup udara segar.“Hmm… udaranya segar sekali,” ucap Dora sambil tersenyum.Dora lalu berdoa dan minum air putih dari gelas kecilnya Setelah itu, ia berolahraga dan berlari-lari kecil di halaman rumah.Ia melompat-lompat, angkat tangan, putar badan dengan hati senang.Mama Kelinci berkata, “Wah, tubuh Dora makin sehat karena bangun pagi.”Dora pun sarapan dengan wortel dan daun segar favoritnya.“Aku suka bangun pagi, karena badanku jadi kuat dan sehat!” kata Dora senang.“Benar Dora, Kamu juga jadi punya waktu untuk berdoa. Hatimu jadi lebih tenang, bukan.” Kata Mama dengan bangga. Kegiatan menarik setelah mendongeng: Si Kecil mewarnai gambar Dora yang ceria saat berolahraga pagi. Si Kecil menirukan gerakan olahraga pagi seperti lompat dan putar badan. Si Kecil bermain peran memerankan Dora dan Mama saat berdoa dan sarapan pagi. 3. Rahasia Mickey Tidak Terlambat Lagi Tikus kecil Mickey sering terlambat ke sekolah.Saat ia bangun pagi, ia malas bangun dan memilih tidur lagi.Ia juga sering bangun kesiangan.Suatu hari, Mama berkata, “Sebaiknya Mickey tidak tidur terlalu malam. Supaya bisa bangun lebih pagi dengan semangat..”Malam itu, Mickey tidur lebih awal. Esok paginya, Mickey bangun sangat pagi.Ia langsung merapikan kamar, berdoa, mandi dan memakai baju sekolah.Mama tersenyum, “Hebat, Mickey sudah siap berangkat sekolah tepat waktu!”Mickey sampai di sekolah sebelum bel berbunyi.Guru berkata, “Hari ini Mickey datang paling awal!”Mickey senang dan berkata, “Ternyata bangun pagi itu menyenangkan, hati jadi tenang dan bahagia.” Kegiatan menarik setelah mendongeng: Si Kecil mewarnai gambar Mickey yang sedang bersiap-siap pagi dengan ceria. Si Kecil menirukan urutan kegiatan pagi seperti merapikan kamar, mandi, dan memakai baju. Si Kecil bermain peran sebagai Mickey dan Mama untuk melatih kebiasaan bangun pagi tepat waktu. "Early risers have more time to set their intentions and focus on goals. This habit helps children build discipline and achieve greater success." - Hal Elrod & Lindsay McCarthy (2018) Dalam bukunya, Hal Elrod dan Lindsay McCarthy menjelaskan bahwa anak yang terbiasa bangun pagi memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan hari dan fokus pada tujuan mereka, sehingga membentuk disiplin yang membawa mereka meraih prestasi lebih baik.Semoga 3 dongeng di atas bermanfaat untuk menumbuhkan kebiasaan bangun pagi bagi si Kecil, serta menunjukkan partisipasi aktif Ayah Bunda dalam mensukseskan gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Ajak si Kecil Bercerita dengan Koleksi Dongeng RIRI Agar Semakin Cerdas dan Berkarakter   Sumber Referensi: Suharti (2025). Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen [1] Hal Elrod & Lindsay McCarthy (2018). The Miracle Morning for Kids [2] Robin Sharma (2018). The 5 AM Club [3]

Kamis, 29 Mei 2025 | Edukasi

Guru PAUD sahabat Educa, menilai perkembangan anak usia Kelompok Bermain 2-4 tahun perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. “Assessment of young children should be ongoing, developmentally appropriate, and based on multiple sources of information including direct observation and interaction.” - Carol Copple and Sue Bredekamp Penilaian anak usia dini perlu dilakukan secara berkelanjutan, sesuai dengan tahap perkembangan mereka, dan didasarkan pada berbagai sumber informasi seperti pengamatan langsung (saat anak bermain), interaksi dengan anak didik lainnya dalam keseharian, serta bisa pula dengan melibatkan orang tua. Hal ini penting agar penilaian menjadi akurat dan mendukung perkembangan optimal anak. 1. Pengamatan langsung (observasi otentik) “Authentic assessment relies on observing children in natural settings as they engage in everyday activities, providing a true picture of their abilities and development.” - Sue C. Wortham (2005) Kejelian guru diperlukan dalam melakukan penilaian dengan cara ini. Saat anak didik bermain di sekitar sekolah, guru bisa melakukan pengamatan dan memiliki gambaran nyata tentang kemampuan dan perkembangan mereka. Guru bisa mencatat perilaku, kemampuan, kebiasaan, dan potensi anak secara alami, tanpa ada tekanan. Contoh: Ada anak didik berada dalam persoalan, apakah ia bisa mengontrol emosinya dan menyelesaikan persoalan itu dengan baik. Baca juga: Ada 10 KRITERIA PENTING PENILAIAN Perkembangan Anak dalam Raport PAUD / TK 2. Membuat catatan anekdot “Anecdotal records are brief, narrative accounts of specific incidents that provide valuable insights into a child’s behavior and developmental progress.” — Sue C. Wortham. (2013). Assessment in Early Childhood Education  Catatan anekdot adalah laporan naratif sederhana, singkat, dan jelas tentang suatu kejadian. Catatan ini membantu guru dalam mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah dialami anak didik. Dari catatan tersebut, guru bisa memahami perkembangan anak didik secara nyata, jelas, dan terperinci. Contoh: Rabu, 9 Juni 2025, Jumbo biasanya malu-malu saat diminta bernyanyi di depan kelas. Namun, hari ini ia menunjukkan peningkatan kepercayaan diri. Baca juga: Tips Menulis Laporan Raport PAUD / TK Deskriptif 2024 dan Contohnya | Sederhana dan Mudah Dipahami Orang Tua 3. Menggunakan weekly check-list “Developmental checklists are practical tools that help educators systematically track children’s progress across key domains and identify areas needing support.” - Julia M. Plucker (2010) Checklist ini bisa membantu guru dalam mengamati dan memahami peningkatan yang dialami anak didik di berbagai aspek. Guru bisa memahami aspek apa saja yang sudah baik dan perlu ditingkatkan. Checklist ini juga bermanfaat untuk memberikan treatment yang tepat bagi anak didik, terutama yang benar-benar membutuhkan bantuan. Contoh: Dalam sebuah tabel terdapat catatan tentang perkembangan motorik kasar anak didik dan jenis kegiatan yang dilakukan untuk memahami aspek tersebut. Guru bisa memberikan nilai dalam bentuk checklist dalam bentuk huruf A, yang artinya sudah baik sekali; atau huruf B yang artinya masih perlu dikembangkan. Baca juga: PENTING: PANTANGAN Guru PAUD saat MENULIS LAPORAN Perkembangan Anak | Tips Menulis RAPORT Deskriptif PAUD Usia 2-6 Tahun 4. Dokumentasi dan karya anak didik Guru bisa memberikan penilaian kepada anak didik melalui beberapa karya anak, misalnya dalam bentuk kerajinan tangan, rekaman video, rekaman suara, lembar kerja, dan lainnya. Bahkan, karya anak didik ini bisa dikompilasi dalam bentuk portofolio yang nantinya bisa dilihat oleh orang tua juga. Baca juga: 12 Tips Praktis dan Simpel Menulis Laporan Perkembangan Anak PAUD / TK Deskriptif / Berbentuk Narasi 5. Refleksi guru dan anak Anak didik bisa diajak untuk berefleksi bersama dengan memberikan beberapa pertanyaan yang bisa menggambarkan segala perasaan, kemampuan, kesulitan, dan hal lain yang dialami anak didik selama proses belajar. Beberapa contoh pertanyaan reflektif diantaranya adalah: Bagaimana perasaan kamu saat melakukan kegiatan? Apa saja yang kamu pelajari hari ini? Apa saja tantangan dan kesulitan yang kamu hadapi? 6. Komunikasi dengan orang tua Secara berkala dan rutin, guru bisa memanggil orang tua untuk melakukan wawancara tentang perkembangan anak didik. Kegiatan ini bermanfaat untuk menilai perkembangan anak didik saat ia berada di rumah. Baca juga: Kiat Membangun Komunikasi Efektif Guru dan Orang Tua 7. Menggunakan aplikasi atau software Di era digital, banyak guru atau sekolah memanfaatkan aplikasi atau software dalam melakukan penilaian perkembangan anak didik, misalnya dengan: Rumah Belajar PAUD: platform resmi Kemendikbud yang memudahkan guru mencatat capaian dan membuat laporan perkembangan anak secara terintegrasi. PAUDku: Aplikasi android yang mudah digunakan untuk dokumentasi perkembangan anak dan pelaporan aktivitas harian secara digital HiMama: Aplikasi lengkap untuk membuat catatan harian, foto, video, dan laporan perkembangan yang bisa langsung diakses oleh orang tua. FREE Download: Printable LKPD PAUD / TK : Pengembang Keterampilan Menulis dan Mengenal Benda Sekitar Guru PAUD sahabat Educa, laporan perkembangan anak didik dibuat tiap semester dengan deskripsi naratif tanpa angka atau sistem ranking. Guru perlu memahami keunikan dan kemampuan setiap anak didik agar bisa memberikan penilaian yang tepat. Guru juga perlu berfokus pada potensi dan perkembangan positif anak didik, bukan kekurangannya. “Effective teachers recognize children’s weaknesses but focus on strengths to foster positive development and build confidence.” - Susan R. Jones (2015) Guru yang efektif mampu mengenali kekurangan anak didiknya. Namun, dalam melakukan penilaian, kekuatan dan potensi anak didiklah yang perlu diutamakan. Dengan memberikan narasi tentang perkembangan positifnya, anak didik akan semakin percaya diri dan tentu saja akan berdampak positif pada semangatnya untuk terus bertumbuh dan belajar, tanpa harus merasa “minder” atau kurang percaya diri oleh karena kelemahannya. KABI (Kisah Teladan Nabi): Koleksi Kisah Nabi dan Cerita Islami Pembangun Karakter Anak Indonesia Hebat   Sumber referensi: Sue C. Wortham. Early Childhood Assessment: Why, What, and How, 2005. [1] Carol Copple and Sue Bredekamp, Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs, 2020 [2] Sue C. Wortham, Assessment in Early Childhood Education, 2013 [3] Julia M. Plucker, Observing Development of the Young Child, 2010 [4] Susan R. Jones, The Power of Positive Teaching, 2015 [5].

Rabu, 12 Februari 2025 | Edukasi

Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk membangun semangat belajar anak-anak melalui berbagai aktivitas bercerita yang menyenangkan. Dengan beragam metode kreatif, anak dapat mengeksplorasi imajinasi, melatih keterampilan berbicara, serta berinteraksi secara aktif dalam suasana yang penuh keceriaan. Berikut ini adalah variasi kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak didik di pagi hari agar semakin bersemangat belajar di sekolah. Baca juga:Ice Breaking Simple Seru untuk Belajar Hewan di Kurikulum Merdeka 1. Eksplorasi alam: Anak diajak mengamati tanaman, serangga, atau batu di sekitar lingkungan sekitar. Mereka belajar mengenali alam dan mengembangkan rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitar. 2. Menirukan gerakan dalam cerita: Ceritakan kisah yang melibatkan gerakan seperti melompat atau berlari, lalu ajak anak menirukannya. Aktivitas ini membantu anak memahami cerita dengan lebih mendalam dan melatih koordinasi tubuh. 3. Boneka bercerita: Gunakan boneka tangan untuk menceritakan kisah sederhana dengan suara dan ekspresi yang menarik. Anak-anak dapat menirukan suara tokoh dan berinteraksi dengan boneka untuk membuat cerita lebih hidup. 4. Kotak cerita kejutan: Anak mengambil satu benda dari kotak misteri, lalu guru atau anak mengembangkan cerita berdasarkan benda tersebut. Kegiatan ini melatih kreativitas dan daya imajinasi dalam bercerita. Baca juga:6 Kegiatan Pembuka Kelas PAUD yang Seru dan Menyenangkan 5. Bernyanyi dan menari: Anak mengikuti lagu sambil menari sesuai irama atau lirik lagu yang dinyanyikan. Kegiatan ini meningkatkan koordinasi tubuh dan memperkaya kosakata anak. 6. Tebak suara: Anak mendengarkan suara dari berbagai benda atau hewan dan menebak sumber suara tersebut. Aktivitas ini melatih pendengaran, daya ingat, serta keterampilan menghubungkan suara dengan objek. 7. Bermain peran: Anak-anak berpura-pura menjadi tokoh tertentu, seperti seorang dokter atau koki, dengan menggunakan properti sederhana. Aktivitas ini membantu mereka mengenal berbagai profesi sambil berlatih berbicara dan berinteraksi. 8. Balapan karung mini: Anak melompat di dalam kantong kecil menuju garis akhir dalam sebuah perlombaan kecil. Kegiatan ini meningkatkan koordinasi tubuh dan memberikan pengalaman bermain yang menyenangkan. 9. Menyusun balok: Anak membangun berbagai bentuk dengan balok sesuai dengan kreativitas mereka. Aktivitas ini membantu mengembangkan koordinasi tangan-mata serta keterampilan pemecahan masalah. Baca juga:15 Kegiatan Pembuka Kelas untuk Anak Usia 3-4 Tahun Agar Makin Semangat Belajar 10. Papan flanel bercerita: Tempelkan gambar karakter pada papan flanel untuk membantu anak memahami alur cerita secara visual. Anak-anak dapat memindahkan gambar dan menyusun kembali urutan cerita sesuai pemahaman mereka. 11. Eksperimen sains sederhana: Anak mengamati perubahan sederhana, seperti mencampur warna atau membuat gelembung sabun. Aktivitas ini memperkenalkan konsep sains secara menyenangkan dan mudah dipahami. 12. Meronce manik-manik: Anak memasukkan manik-manik ke dalam tali untuk membentuk pola atau gelang. Kegiatan ini melatih kesabaran serta koordinasi mata dan tangan. 13. Lomba menyortir: Anak memilih dan memilah benda berdasarkan warna, ukuran, atau jenis yang sama. Aktivitas ini mengajarkan keterampilan klasifikasi dan memperkuat pemahaman konsep dasar. 14. Musik dan cerita: Guru menyelingi cerita dengan lagu atau musik yang sesuai agar anak lebih terlibat dalam cerita. Musik membantu meningkatkan daya ingat serta pemahaman anak terhadap isi cerita. 15. Permainan warna dan bentuk: Anak mencocokkan atau menyusun benda berdasarkan warna dan bentuk yang sesuai. Permainan ini membantu melatih pengenalan warna, bentuk, serta kemampuan berpikir analitis. 16. Cerita berantai: Guru memulai cerita dengan satu kalimat, lalu anak-anak bergiliran menambahkan bagian cerita sesuai imajinasi mereka. Aktivitas ini melatih kreativitas dan keterampilan berbicara anak. 17. Mencari harta karun: Anak mencari benda tersembunyi berdasarkan petunjuk sederhana yang diberikan guru. Permainan ini melatih fokus, ketelitian, dan rasa ingin tahu anak. Baca juga:Kegiatan Awal Pembelajaran "Pemantik" Fokus Siswa 18. Cerita bergambar interaktif: Guru membacakan buku bergambar besar dan mengajak anak-anak menebak atau menjawab pertanyaan tentang cerita. Interaksi ini membantu melatih daya ingat serta kemampuan berpikir kritis anak. 19. Cerita dengan bayangan: Gunakan cahaya dan tangan atau boneka bayangan untuk menciptakan efek visual saat bercerita, seperti wayang. Anak-anak akan menikmati bayangan bergerak sambil mendengarkan cerita yang penuh imajinasi. 20. Lintasan rintangan mini: Anak melewati rintangan sederhana seperti merangkak di bawah meja atau melompati garis. Kegiatan ini melatih keseimbangan, motorik kasar, dan keberanian anak. 21. Berkreasi dengan playdough: Anak membentuk berbagai objek dari playdough sesuai dengan imajinasi mereka. Aktivitas ini membantu meningkatkan kreativitas dan melatih otot tangan. 22. Sensory play: Anak bermain dengan bahan seperti pasir, air, atau biji-bijian untuk merasakan tekstur dan bentuk yang berbeda. Aktivitas ini melatih indra peraba dan meningkatkan koordinasi motorik halus. 23. Mencocokkan pola: Anak menyusun benda atau gambar sesuai pola yang telah ditentukan oleh guru. Kegiatan ini melatih daya ingat, konsentrasi, serta kemampuan berpikir logis. 24. Cerita berperan: Anak-anak memilih peran dari cerita dan memainkannya dengan gerakan atau suara sesuai tokohnya. Mereka belajar memahami emosi dan ekspresi karakter melalui bermain peran. RIRI: Cerita Anak Interaktif yang Bermanfaat Membangun Karakter Positif si Kecil    

Rabu, 11 Desember 2024 | Edukasi

Ayah Bunda Sahabat Educa, public speaking merupakan salah satu keterampilan yang penting di masa depan. Banyak pekerjaan memilih tenaga kerja dengan keterampilan public speaking yang baik. Ayah Bunda bisa melatih kemampuan ini sejak Si Kecil berusia 3 tahun. Namun, tentu saja dengan cara yang menyenangkan, sederhana, dan dilakukan melalui pembiasaan sehari-hari. Mari kita ikuti tips di bawah ini: Artikel Terkait:- 7 Ciri Anak Usia Dini yang Memiliki Kecerdasan Berbahasa dan Cara Membimbingnya!- Ide Kegiatan Harian MELATIH SKILL BERBAHASA Si Kecil untuk Kesiapan TRANSISI PAUD ke SD | Literasi Anak TK Usia 5-6 Tahun 1. Bermain dengan Mic Mainan Mic (Microfon) atau Mikrofon adalah satu media yang membantu seseorang terlihat lebih berwibawa, percaya diri, dan meyakinkan. Ayah Bunda bisa mengajak Si Kecil cara menggunakan mic dengan mikrofon mainan. Ayah Bunda bisa mengajak Si Kecil bernyanyi, bertanya jawab, atau mengekspresikan diri dengan mikrofon mainan tersebut. Lagu di bawah ini bisa menjadi pilihan lagu yang bisa dinyanyikan untuk Si Kecil karena mudah dan sederhana. 2. Bermain dengan Dongeng Ceritakan sebuah dongeng singkat bersumber dari buku cerita yang kaya akan gambar kepada Si Kecil. Lalu, mintalah Si Kecil untuk menceritakan kembali isi dongeng tersebut sesuai kemampuan Si Kecil. Ayah Bunda juga bisa mengajak Si Kecil berdiskusi tentang dongeng tersebut. Baca juga:10 Judul Dongeng Anak Terbaik 2024: Ada Cerita Singkat dan Pesan Moralnya 3. Bermain Peran Ajak Si Kecil bermain peran menjadi tokoh-tokoh idola atau profesi yang ia gemari. Lalu, mintalah Si Kecil memperagakan tokoh tersebut. Ayah Bunda bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Baca juga:13 Tema Permainan Drama yang Disuka Anak PAUD ( Kegiatan Kurikulum Merdeka ) 4. Bermain Podcast Mini Ayah Bunda bisa memanfaatkan kamera handphone untuk merekam aksi Si Kecil saat memperkenalkan diri. Jangan lupa untuk mengajari Si Kecil cara memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana, misalnya, “Hai guys, nama saya Berta. Saya suka jalan-jalan. Saya suka jalan-jalan ke mall dan kebun binatang.” Ayah Bunda bisa mendekorasi latar belakang dan mendandani Si Kecil agar tampil lebih menarik serta percaya diri. Marbel TK dan PAUD: Aplikasi yang Membantu Pengemangan Aneka Keterampilan Anak (LENGKAP) 5. Membuat Panggung Mungil Ayah Bunda, panggung mungil ini bisa dibuat dari bahan kayu yang kuat, misalnya kayu jati yang asli. Hiasilah kayu jati dengan kaki pendek ini, lalu letakkan mikrofon dengan standnya di atas panggung mini. Biarkan Si Kecil menampilkan apa yang digemari di atas panggung, misalnya bernyanyi, bercerita, dan lainnya. 6. Memposting Hasil Podcast yang Dibuat Anak di Media Sosial Setiap membuat rekaman podcast, libatkan Si Kecil saat memposting di media sosial “private” yang secara khusus dibuat untuk Si Kecil. Ajak Si Kecil menonton hasil rekaman dan mintalah kerabat dekat untuk memberikan komentar positif. 7. Memanfaatkan Aplikasi Pengembang Keterampilan Berbicara Ayah Bunda Sahabat Educa bisa mengajak Si Kecil bermain aplikasi yang secara khusus dibuat untuk melatih keterampilan berbicara anak usia dini, misalnya: Marbel Hewan: Dalam aplikasi ini, Si Kecil bisa berlatih mengucapkan aneka jenis hewan dengan benar. Speech Blubs: Aplikasi interaktif ini menyediakan video anak-anak berbicara. Si Kecil bisa belajar meniru suara dan kosakata.Endless Alphabet: Lingokids: Platform ini menyediakan banyak lagu, cerita, dan gims yang bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. 8. Bermain Gims Digital Gims Digital bisa membuat SI Kecil kian bersemangat belajar mengembangkan kemampuan public speakingnya. Beberapa gim digital yang bisa menjadi pilihan antara lain: Marbel Belajar Huruf: Gim ini bermanfaat untuk melancarkan kemampuan Si Kecil mengucapkan alfabet dan kata-kata sederhana. Belajar Bersama Diva: Ada banyak video dan quiz interaktif yang bermanfaat untuk melatih pengucapan dan kosakata untuk Si Kecil. Ayah Bunda Sahabat Educa, semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi! Dapatkan GRATIS: LKA dengan Berbagai Tema PAUD Sumber Referensi: 1. Freepik.com. (2022). Asian mother daughter spending time together home [1]

Jumat, 06 Desember 2024 | Parenting

Ayah Bunda Sahabat Educa, apakah Ayah Bunda memiliki anak usia 2-3 tahun? Apakah ia sudah pantas menerima pembelajaran tentang pengenalan angka dan konsep berhitung? Jawabannya adalah, YA. Ayah Bunda yang memiliki buah hati berusia 2-3 tahun sudah bisa menerima pembelajaran tentang pengembangan numerasi dasar ini. Namun, tentu saja perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini: Artikel Terkait:- 4 Variasi Aktivitas untuk Penguatan Literasi dan Numerasi Kurikulum Merdeka Belajar PAUD- 15 Permainan MUDAH untuk Mengembangkan LITERASI NUMERASI Anak Usia 3 Tahun Berikut adalah beberapa catatan penting saat mengajarkan numerasi dasar pada anak usia 2-3 tahun: Belajar Seraya BermainAyah Bunda bisa mengajak Si Kecil bermain dengan aneka mainan berbentuk angka. Penggunaan Benda NyataAyah Bunda bisa memanfaatkan benda nyata, seperti gelas, mainan kesukaan, bola plastik, dan lainnya, yang sering dilihat serta disukai Si Kecil. Baca juga: 21 Ide Bermain Angka 1-5 untuk Anak Usia 2-3 Tahun di RUMAH: MUDAH dan MURAH Pehatikan TahapanAyah Bunda bisa memulainya dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Pastikan Si Kecil tetap happy saat belajar, tidak merasa terbebani, dan sesuai kemampuannya. Pentingnya PengulanganAjarkan sebuah konsep secara berulang-ulang. Variasi KegiatanMeskipun Si Kecil belajar sebuah konsep secara berulang-ulang, Ayah Bunda bisa memberikan variasi kegiatan, misalnya belajar angka 1 dengan mewarnai gambar angka 1, bermain puzzle tentang angka 1, dan lainnya. Ayah Bunda juga bisa mengajak Si Kecil belajar dengan lagu atau cerita. Tidak MemaksaAyah Bunda perlu mengajarkan dengan berfokus pada konsep dasar. Utamakan pemahaman yang mendalam serta menyenangkan, bukan penguasaan yang cepat. Belajar Melalui Kegiatan Sehari-hariSaat Si kecil di rumah, ajak Si Kecil menghitung gelas di atas meja. Saat Si Kecil berada di taman, ajak Si Kecil menghitung jumlah bunga yang ia temukan dalam satu pohon. Marbel TK dan PAUD: Membantu Kembangkan Keterampilan Dasar Anak PAUD Indonesia Kegiatan Asyik Bermain dan Bereksplorasi dengan Angka 1-3 Ayah Bunda sahabat Educa, numerasi dasar perlu diajarkan sejak dini karena bisa mengembangkan kemampuan kognitif dan membangun kemampuan yang lebih optimal terutama dalam pembelajaran matematika di tahap yang lebih tinggi serta menantang. Dan inilah beberapa kegiatan bermain dan bereksplorasi dengan angka 1-3 yang asyik: Pengenalan Angka dengan Visualisasi yang MenarikAyah Bunda bisa mengajak Si Kecil mengenal angka dengan media gambar (yang berwarna) atau dalam bentuk video animasi. Bermain “Hitung Benda di Sekitar”Ajak Si Kecil menghitung benda di sekitar, sambil mengucapkannya dengan suara yang jelas, misalnya: “Dua gelas plastik”, “Tiga bola merah”, dan lainnya. Baca juga:Bermain dengan Angka 1-20 untuk Anak PAUD Usia 5-6 Tahun Menebak GambarSiapkan 3 buah gambar, yaitu gambar seekor kelinci, dua ekor kelinci, dan banyak kelinci. Ajak Si Kecil menyebutkan gambar yang Ayah Bunda tunjukkan dengan kalimat yang tepat. Bermain UkuranSiapkan bola besar dan bola kecil, piring besar dan piring kecil, dan benda lainnya yang memiliki ukuran berbeda. Dengan benda-benda tersebut, mintalah Si Kecil membandingkan benda mana yang lebih besar. Melalui kegiatan yang sama dan benda-benda yang berbeda, Ayah Bunda juga bisa mengajarkan konsep panjang-pendek serta lebih banyak-lebih sedikit. BernyanyiBeberapa judul lagu berbahasa Indonesia yang bisa digunakan sebagai media belajar angka, misalnya “Satu-Satu Aku Sayang Ibu”, “Satu Ditambah Satu”, “Tek Kotek Kotek”, dan lainnya. Ayah Bunda bisa menggunakan media visual yang menarik saat mengajak Si Kecil bernyanyi. Belajar Sambil Merapikan MainanSaat Si Kecil merapikan mainan, sambil menyebutkan dan berhitung angka 1, 2, dan 3. Bermain dengan Instruksi SederhanaSiapkan sebuah kotak, lalu berikan instruksi kepada Si Kecil, misalnya: “Masukkan 2 bola berwarna biru.” Menghitung LangkahAjak Si Kecil menghitung langkah 1 dan 2 untuk setiap 2 kali melangkah. Bermain dengan JariSaat Ayah Bunda menyebutkan angka “1”, Si Kecil menunjukkan 1 jarinya. Ayah Bunda Sahabat Educa, semoga variasi kegiatan menyenangkan dan edukatif di atas bermanfaat untuk memperkenalkan angka 1, 2, dan 3, serta memperkenalkan konsep dasar numerasi. Semoga dengan mengenalkan konsep dasar ini, Si Kecil bisa menguasai konsep dasar matematika yang lebih menantang secara lebih mudah. GRATIS LKA: Bisa Diunduh di Platfor Educa Studio  

Kamis, 05 Desember 2024 | Edukasi

Pembentukan karakter anak perlu dibangun sejak usia dini. Salah satu karakter penting yang perlu dibangun adalah kejujuran. Kejujuran merupakan salah satu karakter dasar dan sangat penting agar seseorang memiliki integritas dan menjadi insan yang dipercaya. Artikel Terkait:- Cara Membentuk Karakter Disiplin pada Anak- Ide Aktivitas Pembangun 6 Dimensi Karakter Profil Pelajar Pancasila untuk Anak PAUD Dunia digital memudahkan seseorang untuk berlaku curang demi keuntungan diri sendiri. Kejujuran bisa mencegah Si Kecil jauh dari pengaruh buruk untuk berbuat curang atau berlaku bohong kepada sesama. Itulah mengapa, banyak perusahaan berusaha mencari orang jujur dan dapat dipercaya agar tidak mengalami kerugian hanya karena perilaku tidak jujur dari salah seorang karyawannya. Ayah Bunda Sahabat Educa, inilah beberapa pembiasaan yang bisa diaplikasikan kepada Si Kecil agar ia tumbuh jadi pribadi yang jujur dan berintegritas tinggi di masa depan, khususnya untuk anak berusia 3-4 tahun atau usia Kelompok Bermain. KABI: Video Animasi Kisah Nabi Pembentuk Karakter Islami Bercerita Sebelum tidur, Ayah Bunda bisa menceritakan dongeng tentang anak yang jujur, misalnya kisah tentang seorang anak yang menemukan dompet, lalu ia berjuang untuk menemukan pemiliknya. Setelah mendongeng, ajak Si Kecil untuk berdiskusi dan berefleksi dengan bertanya, “Apa yang akan adik lakukan bila menjadi pemeran utama dalam cerita?” Tanya Jawab tentang Kegiatan Harian Ayah Bunda bisa mengajak Si Kecil melakukan tanya jawab sederhana tentang kegiatan yang dilakukan dalam sehari. Si Kecil bisa menjawab “ya” atau “tidak” dalam permainan ini. Adakalanya Si Kecil bisa diajak untuk menjelaskan alasannya dari jawaban tersebut, misalnya: Apakah adik suka pelajaran di sekolah hari ini? Mengapa adik menyukainya? Memberikan Pertanyaan Reflektif Saat beraktivitas dalam suasana santai bersama Si Kecil, Ayah Bunda bisa memberikan pertanyaan reflektif, misalnya: Bila Adik menemukan coklat di atas meja kelas, apa yang akan Adik lakukan? Bila Adik menumpahkan air di atas meja makan, apa yang harus Adik lakukan? Bila Adik hendak meminjam pensil milik teman, apa yang perlu Adik lakukan? Mengajak Bernyanyi atau Berpuisi Pilih sebuah lagu atau puisi sederhana, mudah dipahami, dan mudah dihafal oleh Si Kecil serta yang mengajarkan kejujuran. Lagu dan puisi bisa diucapkan Si Kecil di mana saja dan kapan saja. Akan lebih baik bila Ayah Bunda juga bersedia menghafalkannya. Memberikan Apresiasi Saat Si Kecil melakukan satu kebaikan yang berhubungan dengan kejujuran, Ayah Bunda bisa memberikan sebuah lencana atau bros kejujuran. Apresiasi ini bergambar karakter favorit Si Kecil bertuliskan, “Terima Kasih Sudah Menjadi Anak yang Jujur” atau “Kamu Hebat, Karena Kamu Anak yang Jujur”. Apresiasi juga bisa berwujud stiker, pujian, dan kata-kata positif yang motivatif. Baca juga:Trex Kecil yang Malang: Cerita Anak Pembangun Karakter dan Pengetahuan Menjadi Teladan Teladan adalah metode mengajar terbaik. Pastikan Ayah Bunda bisa menjadi teladan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari dengan sering mengajak Si Kecil bercerita secara terbuka dan berkata-kata yang baik serta jujur ketika berbicara.Ayah Bunda juga bisa menceritakan pengalaman nyata melakukan atau mengatakan kejujuran. Baca juga: 11 Judul Kisah Teladan Nabi 2024: Plus Cerita Singkat dan Pesan Moral Ayah Bunda Sahabat Educa, kejujuran merupakan fondasi yang fundamental serta penting untuk diajarkan pada Si Kecil sejak dini. Si Kecil yang berusia 3-4 tahun pun bisa diajari dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan sederhana, santai, dan menyenangkan. Namun, tentu saja akan sangat bermanfaat bagi perkembangan karakter Si Kecil. Yuk, kita didik generasi Indonesia sejak dini agar tumbuh menjadi insan yang jujur, berintegritas, dan berhati nurani yang mulia demi masa depan yang indah. Kejujuran adalah fondasi penting yang perlu ditanamkan sejak usia dini untuk membangun karakter yang kuat dan integritas dalam diri anak. Dengan memberikan teladan, membiasakan refleksi, dan memberikan apresiasi, anak-anak akan belajar memahami nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita bersama-sama mendidik generasi yang jujur, dapat dipercaya, dan memiliki hati nurani yang baik untuk masa depan yang lebih cerah. Ajak Si Kecil Belajar dengan Media LKA, Bisa Diunduh GRATIS Sumber Referensi:1. Freepik.com. (2023). Happy family mother daughter together [1]